Skip to main content

Tazkirah Kombo v.29.1 - Salam Perpisahan, Ramadhan (Bahagian 1)

Satu hal yang mesti direnungkan di akhir Ramadhan ini mengenai amalan yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan. Benarkan amalan tersebut diterima di sisi Allah? Perlu diketahui bahwa kebiasaan para ulama salaf, mereka serius dalam beramal, namun setelah beramal, mereka khawatir amalan mereka tidak diterima. Di akhir bahasan terdapat kata-kata indah dari Ibnu Rajab mengenai perpisahan dengan bulan Ramadhan.
Renungan di Akhir Ramadhan
Ibnu Rajab berkata, “Para ulama salafush sholih biasa bersungguh-sungguh dalam menyempurnakan amal dan bersungguh-sungguh ketika mengerjakannya. Setelah itu, mereka sangat berharap amalan tersebut diterima dan khawatir bila tertolak. Merekalah yang disebutkan dalam ayat,

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang penuh khawatir, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka” (QS. Al Mu’minun: 60).”[1]
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Mereka para salaf begitu berharap agar amalan-amalan mereka diterima daripada banyak beramal. Bukankah engkau mendengar firman Allah Ta’ala,

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”

Dari Fadholah bin ‘Ubaid, beliau mengatakan, “Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikanku sekecil biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”
Malik bin Diinar mengatakan, “Tidak diterimanya amalan lebih kukhawatirkan daripada banyak beramal.”

Abdul Aziz bin Abi Rowwad berkata, “Saya menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan sholih. Apabila telah melakukannya, mereka merasa khawatir apakah amalan mereka diterima ataukah tidak.”

‘Umar bin ‘Abdul Aziz berkhutbah pada hari raya Idul Fithri, “Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fithri. Dikatakan kepada mereka, “Sesungguhnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan.” Mereka malah mengatakan, “Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal, namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah tidak.”[2]

Adakah yang yakin amalannya di bulan ini diterima …
Shalat tarawih yang dilakukan setiap malam, yakinkah diterima?
Tilawah Al Qur’an setiap malamnya, yakinkah diterima?
Sedekah dan buka puasa, yakinkah diterima?
Kita hanya bisa berharap dan perbanyak do’a, moga Allah menerima setiap amalan kita di bulan Ramadhan dan memperjumpakan kita kembali dengan bulan penuh barokah ini.
Sebagian ulama salaf ada yang berkata, “Para salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.”

Selamat Jalan Ramadhan
Rangkaian kata-kata perpisahan dengan Ramadhan dari Ibnu Rajab:
Wahai hamba Allah, bulan Ramadhan telah bersiap-siap untuk berangkat.
Tidak ada lagi yang tersisa kecuali saat-saat yang singkat.
Barangsiapa yang telah melakukan kebaikan selama ini, hendaklah ia menyempurnakannya.
Barangsiapa yang malah sebaliknya, hendaklah ia memperbaikinya dalam waktu yang masih tersisa. Karena ingatlah amalan itu dinilai dari akhirnya.
Manfaatkanlah malam-malam dan hari-hari Ramadhan yang masih tersisa,
Serta titipkanlah amalan sholih yang dapat memberi kesaksian kepadamu nantinya di hadapan Al Malikul ‘Alam (Sang Penguasa Hari Pembalasan).
Lepaskanlah kepergian (bulan Ramadhan) dengan ucapan salam yang terbaik:
“Salam dari Ar-Rahman (Allah) pada setiap zaman.
Atas sebaik-baik bulan yang hendak berlalu.
Salam atas bulan di mana puasa dilakukan.
Sungguh ia adalah bulan yang penuh rasa aman dari Ar-Rahman.
Jika hari-hari berlalu tak terasakan.
Sungguh kesedihan hati untuk tak pernah hilang.”
Ibnu Rajab berkata pula:
Di mana kepedihan (dan kesedihan) orang-orang yang bersungguh-sungguh di siang hari Ramadhan? Di manakah duka orang-orang yang shalat pada waktu malam?
Jika demikian keadaan orang-orang yang telah mendapatkan keuntungan selama Ramadhan, bagaimanakah keadaan orang-orang yang telah merugi pada siang dan malam?
Apakah manfaat tangisan mereka yang melalaikan bulan Ramadhan ini, sementara musibah yang akan menimpanya demikian besar?
Betapa banyak nasihat telah diberikan kepada orang yang malang, namun tidak juga memberikan manfaat untuknya.
Betapa banyak ia telah diajak untuk melakukan perbaikan, namun ia tidak juga menyambutnya.
Betapa sering ia menyaksikan orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Nya, namun ia sendiri malah semakin jauh dari-Nya.
Alangkah seringnya berlalu dihadapannya rombongan orang-orang yang menuju kepada-Nya, sedangkan dia hanya duduk berpangku tangan (malas beribadah).
Hingga setelah waktu menyempit dan kemurkaan-Nya telah membayang,
Ia pun menyesali kelalaiannya pada saat penyesalan tidak lagi bermanfaat dan kesempatan untuk memperbaiki keadaan telah menghilang.
Beliau kembali berkata pula:
Wahai bulan Ramadhan.
Berikanlah belas kasihmu, sementara air mata para pencinta mengalir dengan deras.
Hati mereka (gundah) akibat kepedihan perpisahan terbuai,
semoga detik-detik perpisahan akan memadamkan api kerinduan yang membara.
Semoga saat-saat taubat akan melengkapi kekurangan puasa yang dilakukan.
Semoga pula orang-orang yang telah ketinggalan segera menyusul dan bersama.
Semoga para tawanan dosa segera dilepaskan,
Dan semoga orang (Islam) yang telah dinyatakan masuk Neraka segera dibebaskan.[3]
Selamat jalan Ramadhan.
Semoga Allah memudahkan kita bersua kembali dan moga amalan kita pun diterima di sisi Allah.

- Zulhailee Ikhram Rosley -

Comments

Popular posts from this blog

Pesanan Buat Kekasih - Muaz Bin Jabal

Saidina Muaz Bin Jabal r.a merupakan seorang sahabat yang mempunyai hubungan istimewa dengan Baginda Rasulullah SAW. Beliau diutus ke Yaman bagi mengajarkan penduduk Yaman mengenai Islam. Kisah beliau diutus ke Yaman menjadi dalil dan sandaran keharusan berhujah menggunakan ijtihad sebagai salah satu sumber istinbat hukum dalam Islam. Bukan setakat itu, kisah beliau diutuskan ke Yaman juga mengabadikan sebuah kisah agung. Muaz menerima khabar bahawa beliau tidak dapat lagi bertemu dengan kekasih hatinya Baginda SAW, sesudah dari beliau diutuskan, seperti yang diriwayatkan Imam Ahmad; عن معاذ بن جبل قال: لما بعثه رسول الله إلى اليمن خرج معه رسول الله يوصيه ومعاذ راكب ورسول الله يمشي تحت راحلته، فلما  فرغ قال: يا معاذ، إنك عسى ألا تلقاني بعد عامي هذا، ولعلك تمر بمسجدي هذا وقبري، فبكى معاذ خشعًا لفراق رسول الله، ثم التفت فأقبل بوجهه نحو المدينة فقال: إن أولى الناس بي المتقون من كانوا وحيث كانوا Dari Muaz Bin Jabal, bahawa ketika Baginda SAW hendak mengutusnya ke Yaman, Baginda telah

Pelajaran Dari Doa Baginda SAW - Pengharapan kepada Al-Khaliq

الحمد لله رب العرش العظيم والصلاة على حبيبنا محمد صلى الله عليه و السلام Hari ini sudah masuk 8 Ramadhan, diharap kita semua dikekalkan di dalam ketaqwaan & ketabahan bagi menempuh syahrul mubarak ini. Sahabat yg drahmati Allah, Sukacitanya saya ingin berkongsi satu doa yang dibaca oleh Baginda Kekasih kita SAW. Mudah-mudahan kita beroleh manfaat, amin... Ya Allah, perbaikilah agamaku yg merupakan penentu semua urusanku, & perbaikilah semua urusan duniaku yg merupakan tempat hidupku, & perbaikilah akhiratku yangg merupakan tempat kembaliku, jadikanlah hidupku sebagai penambah kebaikan & jadikanlah matiku sebgai penghalang dari segala keburukan (Hadith riwayat Muslim) Sahabat yang dirahmati Allah, Lihatlah betapa tingginya pengharapan seorang hamba kepada Kholiqnya, Baginda SAW yang maksum pun masih berdoa sebegini, apatah lagi kita yg sering terdedah kepada segala jenis maksiat, tetap adakalanya sering lupa menadah tangan berdoa mohon taubat

Tazkirah v26.0 _ Menjaga Persahabatan

Assalamualaikum w.b.t Bismillahirrahmanirrahim Dengan nama Allah yg maha pemurah, lagi maha penyayang Alhamdulillah, sedar x sedar, dh masuk Ramadhan ke-26. Tibalah giliran saya untuk berkongsi sesuatu yg harap2nya dapat la kita peroleh manfaat darinya. "Sebaik2 sahabat di sisi Allah adalah org yg terbaik terhadap temannya dan sebaik2 jiran di sisi Allah adalah org yg terbaik terhadap jirannya". H.R al-Hakim Sahabat2 yg dikasihi, Mcm yg kita sedia maklum, Allah ciptakan manusia di bumi ini dari berbagai bangsa, warna kulit, bahasa, perangai dan sifat. Seperti firman Allah dalam surah al-Hujrat, ayat 13 yg bermaksud: "Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan berpuak puak, supaya kami berkenal kenalan (dan beramah mesra antara satu sama lain). Sesungguhnya semulia mulia kamu di sisi Allah ialah org yg lebih bertakwa. Sesungguhnya Allahaha mengetahui, lagi maha men